Film Dokumenter Dirty Vote Sengaja Tak Dimonetisasi di YouTube, Begini Alasannya
Zainal Arifin Mochtar, salah satu aktor utama dalam film dokumenter Dirty Vote menyebut tak ada monetisasi dalam penanyangan film yang menguak desain kecurangan dalam Pemilu 2024 itu. Diketahui bahwa film itu dirilis hari ini, Minggu (11/2) di YouTube.
"Tak ada monetisasi dalam semua tampilan film ini di YouTube," ujarnya dalam akun Instagram resminya @zainalarifinmochtar, Minggu (11/2).
Ia mengatakan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam produksi film Dirty Vote sudah bersepakat untuk tak memonetisasi film yang langsung dituduh fitnah oleh TKN Prabowo-Gibran tersebut.
"Seperti bahasa yang disuarakan mas sutradara @dandhy_laksono bahwa 'Ada saatnya kita semua menjadi pendukung capres/cawapres. Tapi hari ini, kami mengajak anda semua menontonnya sebagai warga negara," tandas Zainal.
Sebelumnya, film Dokumenter Dirty Vote yang memuat dugaan kecurangan yang dilakukan dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan seusai di rilis hari ini, Minggu (11/2). Film yang dikupas tiga akademisi Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar itu ternyata diproduksi dengan dana patungan.
Produser Dirty Vote Joni Aswira mengatakan, film ini lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ia mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksinya dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.
“Biayanya patungan," ujarnya kepada wartawan, Minggu (11/2).
Diketahui, Film Dokumenter Dirty Vote sudah mencapai 1,2 juta penononton per pukul 20.48 WIB di YouTube. Salah satu tokoh utama, Zainal Arifin Mochtar mengaku bersyukur dan berterima kasih atas antusias orang-orang menonton film yang menguak kecurangan pemilu tersebut.
"Teman2, terima kasih untuk bersama2 melawan sehormat-hormatnya. Ini kami dedikasikan secara bersama," ujarnya di akun resmi Instagramnya @zainalarifinmochtar, Minggu (11/2).
Dalam kesempatan itu, ia juga mengaku dimention ribuan orang hingga kini di Instagram usai film garapan Dandhy Laksono itu diluncurkan 9 jam lalu.
"Saya mohon maaf, ada ratusan menuju ke ribuan mention di post instagram yg sy terima dan mulai mustahil untuk bs merepost semuanya," ucapnya.
"Akhirnya sy pilih acak saja untuk merepost beberapa diantaranya. Sy bahasakan sebagai antusiasme melakukan perlawanan. Panjang umur perjuangan!!!" tandas Zainal.
Sebelumnya, film Dokumenter Dirty Vote yang memuat dugaan kecurangan yang dilakukan dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan seusai di rilis hari ini, Minggu (11/2). Film yang dikupas tiga akademisi Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar itu ternyata diproduksi dengan dana patungan.
Produser Dirty Vote Joni Aswira mengatakan, film ini lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ia mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksinya dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.
“Biayanya patungan," ujarnya kepada wartawan, Minggu (11/2).
Selain itu, ia mengungkap bahwa film dokumenter ini digarap dengan waktu yang cenderung pendek dibanding film dokumenter lainnya.
"Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis," ungkap Joni.
Sumber: jawapos
Foto: Koalisi Masyarakat Sipil merilis film dokumenter/Net
Film Dokumenter Dirty Vote Sengaja Tak Dimonetisasi di YouTube, Begini Alasannya
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar